RAMADHAN IN TURKEY 11: Silaturahmi Lebaran [SELESAI]


Berkah ramadhan itu bagi ku bisa dilihat di hari raya.

Setelah kemarin berlebaran dirumah bu Ayu, hari ini kami masih mendapatkan keberkahan 'hari lebaran.' Kami diundang untuk halal bi halal dirumah teh Iis, keluarga Indo-Turk yang lain. Sama seperti bu Ayu, teh Iis juga, selama ramadhan, pernah mengundang kami untuk buka puasa bersama dirumahnya.

Kesimpulan lain yang ku dapatkan selama berada di Turki ini adalah ternyata orang Indonesia itu rasa kemanusiaannya tinggi sekali. Kalau ada yang bilang rasa kemanusiaan di Indonesia sudah hilang itu salah besar! Hanya saja itu belum terlihat atau orang-orang Indonesia belum punya kesempatan untuk menunjukkannya. Kebobrokan segelintir orang telah membuat kita dengan mudahuntuk men-generalisasi-kan keadaan suatu lingkungan, yang itu bukanlah hal yang baik.

Kalau ku boleh cerita, orang Indonesia yang kutemui disini (read: Turki) hampir semua adalah ciri-ciri orang Indonesia yang idealis yang dapat memajukkan Indonesia. Kalau saja para penghuni Indonesia yang dipanggil 'orang Indonesia' itu memiliki rasa peduli dan etika yang sama seperti mereka, aku yakin Indonesia sudah maju daru dulu. Definisi negara maju bukan hanya infrasturktur yang baik tapi juga warga yang memiliki kepedulian antar sesama. Memiliki kepedulian untuk menjaga infrastruktur yang ada.

Balik lagi ke acara halal bi halal.
Biasanya kalau sudah acara lebaran, kita sering terbawa suasana oleh euphoria makan-makan. Tapi terlepas dari itu, banyak sekali hal yang membuatku bersyukur dan menyadari bahwa Islam benar-benar menjaga umatnya. Memfasilitasi umatnya dalam segala kondisi. Seperti kali ini, meninggalkan kelurga selama dua tahun lebih bukanlah perkara mudah, melalui acara lebaran seperti ini Islam telah memperbaiki sisi psikologis pemeluknya. Andai saja tidak ada acara lebaran seperti ini, entahlah bagaimana kondisi psikologis kami.

Alhamdulillah, Allah mengirimkan pengganti keluarga secara imosional disini. Walaupun keberadaan keluarga tidak pernah bisa tergantikan. Selama berpegang teguh kepada Islam, tak ada yang perlu ditakutkan. Akan ada jalan untuk semua kenduhan.

Mohon maaf lahir dan batin.


*******

Awalnya niat banget mau nulis journal selama bulan ramadhan penuh tapi ternyata ngga bisa-bisa. Ada aja alasan untuk ngga bisa nulis. Mulai dari buka diluar terus. Kalau siang gak bisa konsen. Konsentrasi bentrok sama lapar. Tapi 10 hari terakhir akhirnya bertekad lagi untuk nulis. At least, ada lah yang bisa diceritakan kediri sendiri dimasa depan tentang lebaran disini.

Fungsi nulis itu buat aku adalah mnemonic dan juga kepuasan batin. Pasti lucu kalau suatu hari baca tulisan ini. Lucu menyadari betapa tololnya cara munulis dimasa itu. Hmm.. Satu lagi fungsinya untuk hiburan. Terhibur dengan cara menulisnya yang aneh.

Happy Eid, mohon maaf lahir dan batin.

0 comments: