Anti Klimaks


Ada yang aneh dari ujian akhir semester (UAS) kali ini. Tiba-tiba jadwal ujian yang sudah dipublish dari 3 minggu lalu, malah di schedule ulang! Hanya karena pemilu yang akan berlangsung dihari minggu tanggal 7 besok.

Loh? Kan pemilunya hari minggu kenapa harus mengganggu jadwal ujian yang hari kerja? Ntah lah! Logika pemerintahnya beda. Menurut mereka meliburkan sekolah dari tanggal 5-9 itu agar para mahaiswa bisa kembali ke kota asalnya. Dengan begitu mereka bisa menggunakan hak suaranya.

Nyatanya? Sedikit yang berniat untuk pulang kampung hanya untuk memberi hak suara. Kebanyakan mereka ogah-ogahan karena biaya transportasi yang mahal. Apalagi libur panjang musim panas sudah didepan mata. "Jadi mending pulang setelah semua ujian kelar saja. Demi meminimalisir biaya keluar," mungkin yang ada dipikaran mereka.

Dari pantauan saya dilapangan, banyak sekali pihak yang merasa dirugikan atas keputusan sepihak ini. Rukiye, misalnya, mahasiswa jurusan Sastra Inggris ini sudah memiliki rencana pribadi untuk tanggal 14 Juni, yang adalah hari, menurut kepeutusan terakhir, yang akan menggatikan jadwal ujian yang sudah dibatalkan demi pemilu. Dia akan berangkat ke USA untuk program work and travel. Dia mengeluhkan tentang perjuangannya untuk program itu yang sangat menguras waktu dan tenaga. Dan sekarang malah dihambat oleh kejadian ini lagi.

Kabar terakhir yang saya dapat, dia terpaksa harus menunda penerbangan. Yang artinya dia juga harus membayar denda yang dikenakan oleh pihak maskapai penerbangan. "Denda berapa?" Tanyaku. "500 TL," jawabnya miris.

Bagi saya sendiri ini sangat aneh. Karena ujian pada umumnya sangat menguras emosi dan tenaga. Kalau ibarat cerita ini itu seperti tidak punya klimaks. Baru saja cerita dimulai. Bahkan masalahnya juga belum muncul eh... malah sekarang sudah happy ending A.K.A sudah dapat liburan. Jadi bingung, mau liburan atau belajar dulu. Nggak seru dong udah happy tapi pas ujian malah kecewa karena lupa belajar. Permasalahannya adalah mood belajar yang sudah mantap dari awal, diubah paksa ke mood liburan - jadi absurd dong!!!

Apalagi bentar lagi bakal Ramadhan. Kalau misalkan rencana jadwal ujian awal berlangsung dengan lancar, tanggal 12 Juni adalah hari terakhir ngampus atau ujian. Tapi karena keputusan ini tadi, kuliah jadi diperpanjang sampai 17 Juni. Yah!!! Nggak punya waktu siap-siap sebelum ramadhan dong. Kalau aja kita masih ikut yang jadwal awal bisa mandi ke laut dulu buat purifikasi dosa. Haaaa??? Ngasal banget!!!

******

Tiba-tiba dapat pesan dari groub whatsapp kalau teman-teman di Izmir mau makan-makan bareng. "Apa ke Izmir aja ya? Hitung-hitung makan sebelum puasa. Maksudnya makan makanan Indonesia. Kalau sudah ngumpul gini sih sudah dipastikan bakal masak makanan Indonesia.

Sambil nunggu jadwal ujian yang sudah direvisi, aku pun mikir-mikir antara pergi ke Izmir atau nggak. Hasil akhirnya, "ya udah deh pergi. Tapi besok pagi pulang ke Manisa lagi. Menggoakan diri untuk sisa ujian yang belum tuntas."

Benar juga di Izmir jadi punya kesempatan untuk ngumpul sama temen-temen. Ada yang bakal pulang ke Indonesia pas summer. Ada yang udah mau lulusan. Sebagai penglarian juga sih dari The Valley of Ashes alias Muradiye - bukit terdampar yang kalau haftasonu suka susah nyari angkutan umum.

Menu makannya? Tenang! Emen punya banyak simpanan bumbu instan masakan Indonesia. Untuk tadi malam aja kami makan soto ayam, bakwan, perkedel, kerupuk melinjo dan.... sambal pedas. Hmmmm... ah... jadi lapar lagi pas nulis.
Kan... kan... kan... kalau udah ngumpul gini jadi malas pulang. Makanya kemarin masih mikir-mikir pergi atau nggak. Untung gak mutusin nginep 2 hari bisa-bisa nggak bisa move on dari mood liburan. Masih ada 5 ujian oyyy!!! So it goes...




#latepost
Gegara terlalu antusias dengan supernova jadi lupa pernah nulis ini dikereta.

0 comments: