Nanti, Ada Waktunya!

Taken from FPJust English
Aku seperti tak berselera menceritakan ini semua. Bukan, bukan kawan. Bukannya aku tak mau berbagi denganmu. Aku ingin sekali mengungkapan semua yang terjadi pada diri ini. Tapi, sekali lagi rasanya tak sanggup. Setiap kali mulut ingin mendesahkan kata-kata itu tapi hati menahannya untuk berbicara. "Cukuplah aku tempatmu menyimpan itu semua" katanya sebagai isyarat agar ku tak pernah membaginya.
Tapi hari ini, aku ingin sedikit nakal. Mengingkari janjiku dengan hati. Aku akan ceritakan semua. Semuanya.
Kau tahu kawan, ketika keputusan besar harus dibuat dan hasil dari keputusan itu tak sesuai dengan apa yang kau mau, itu sangat menyatitkan. Aku bukan tak ingin memberi kabar atau sekedar mengucakan sapaan. Tapi itu semua akan berujung kepada pertanyyanmu yang untuk saat ini belum ingin untuk ku jawab.
Ia, aku ada disana saat kaupun ada. Sebenarnya kita bisa saling menepukkan bahu untuk membuyarkan lamunanmu ditengah keramayan itu. Tapi tidak kawan aku belum sanggup bertemu dengan mu. Ingin sekali jemari ini berjabat ditanganmu. Menepuk hangat bahumu. Tertawa bersama. Tapi tidak, tidak untuk kali ini.
Semoga kata-kata ini bisa menjadi penengah ditengah kebingunganmu atas sikapku. Aku janji ketika semua ini berakhir akan kuceritakan padamu. Cukup berita bahagia yang kau dengar. Tak usahlah kau risihkan sakitnya badan ini. Aku hanya ingin senyum lebarmu. Bukan kata-kata penenangmu. Atau muka tanda iku berduka citamu. Siapkan saja senyum lebarmu untukku!

0 comments: