SI PENCARI INSPIRASI

Sudah lama nggak publish tulisan di blog tercinta ini. Padahal banyak sekali hal-ha penting yang terjadi akhir-akir ini. Pernah beberapa kali ngetik keyped tapi pada akhirnya harus berakhir dengan kekecewaan. Terkadang berasa malu pada diri sendiri karena sudah terlalu lancang mendeklarasikan diri dengan kata "suatu hari aku ingin mempublish buku," atau bahkan yang lebih lancang lagi "aku ingin jari penulis."

Tak perlu diingitkan, diri ini sadar betul bahwa untuk menjadi seorang penulis hal yang harus dilakukan dari saat dini adalah mulai menulis. Jangan hanya berkata kata, berandai-andai. Meskipun beberapa tahun terakhir aku mengakui bahwa kapasitasku, disaat aku sedang menggebu-gebunya ingin menjadi penulis, belum terasah dengan baik. Untuk itu aku sangat bersyukur nasib mrmbawaku ke jurusan sastra. Jurusan yang memiliki andil yang sangat besar dalam menelanjangi dunia tulis menulis a.k.a sastra pada jiwa yang haus ini.
Dari sana aku menyadari bahwa selain 'mulai menuliskan' apapun ada di benak, ada faktor lain yang tidak kalah penting yaitu membaca. Membaca karya-karya sastra dari para maestro sastra dari seluruh dunia. Berada di jurusan sastra Inggris telah memberikan akses bagiku untuk mengenal para sastrawan besar dunia seperti Shakespear dengan drama dan sonnet-nya, Chaucer dengan frame tale nya dain lain-lain.

Selain membaca, jurusan sastra memberikan ruang bagi saya (khususnya) untuk mengungkapkan pandangan saya atas buku yang saya baca. Atau lebih tepatnya berada di jurusan sastra telah mengaktifkan sisi 'self awareness' saya sehingga tidak mudah terdikte oleh dotrin-doktrin yang ada didalam tulisan-tulisan itu. Sisi self-awareness ini juga berfungsi menjadikan pembaca menjadi tokoh aktif. Dalam artian pembaca diberikan ruang untuk memutuskan antara setuju atau tidak atas pandangan yang ada dalam buku itu. Buku tidak memiliki hak penuh untuk memutuskan setiap perkara. Adalah membaca yang berhak menentukan cara berpikirnya sendiri.

Salah satu kelas yang mengajarkan 'self awareness' ini adalah kelas Discourse Analysis. Saya jadi sadar kenapa kelas itu ditempatkan disemester satu. Karena memang semester satu berperan sebagai pembuka. Layaknya pembukaan yang baik, harus mengingatkan bahwa karya sastra tidak bersifat mutlak. Pembaca memiliki hak penuh untuk menyatakan setuju atau tidak. Hal ini diperkuat dengan jurnal-jurnal yang sengaja dibagikan ke kami para mahasiswa. Para penulis jurnal adalah contoh yang paling tepat untuk ditinjau dalam menyatakan pendapat.

'Iya' dan 'tidak' bukan selesai begitu ia diucapkan. Melainkan kita harus menyatakan alasan mengapa kata iya sampai pada permukaan. Sebaliknya, ketika kata tidak hadir, mengapa bisa tidak. Hal itu harus dijelaskan dengan detail.

Banyak sekali pelajaran yang bisa saya aplikasikan langsung kedunia tulis-menulis yang saya sedang coba tekuni. Salah satunya, yang juga saya sangat sukai, adalah menulis dengan menggunakan metafora. Jenis tulisan ini memberikan ketenangan bagi saya karena dengan begitu niat awal saya tidak terlalu gamblang. Kalau saya ingin mengkritisi suatu permasalahan sosial, ia tidak langsung menunjuk lembaga yang  dimaksud. Melainkan mengubahnya dengan simbol atau nama lain sehingga tidak terlalu vulgar.

Pertanyaan yang ada dikepala saya saat ini adalah apakah sekarang saya sudah siap? Apakah bekal saya sudah mumpuni? Apakah berhenti ditengah jalan ketika menulis adalah tanda bahwa saya masih perlu belajar dulu?

Karena mempublish buku bukanlah goal utama saya. Goal utama saya adalah melahirkan karya yang bisa memotivasi banyak orang. "Kalau hanya ingin mempublish buku, tulis saja hal-hal yang apa yang ada, tidak perlu pemikiran panjang."

Faktor ketiga yang mampu menunjang kempuan menulis adalah mencari pengalaman hidup. Dalam artian nikmati hidup, pergilah dan eksplorasi dunia ini. Ada banyak hal tercecer didalam dunia ini, yang haus ingin dilihat. Ia menunggu dua bola mata yang beruntung untuk menjadikannya sejarah!
Saya sudah keluar dari sangkar. Apakah artinya saya sudah terbang bebas? Atau malah lari kesangkar lainnya? 

2 comments:

FLP Turki said...

Masyaallah karya-karyanya. Terus berkarya dan jangan lupa kirimkan karya kalian untuk dimuat di official site kita. Sering-sering mainnya yang blog kita…  salam pena dari pejuang pena di bumi ustmani…

adhari'sabroad said...

Terimakasih atas kunjungannya ke blog kecil ku ini. Inshaa Allah akan terus berkarya..