About

Saya memulai blog ini saat saya masih di Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat itu saya belum mempunyai gambaran jelas mau kemana blog ini saya bawa. Yang saya tau hanyalah, saya ingin menulis. Saya ingin menuliskan semua yang ada dalam kepala saya.

Seorang pernah berkata kepada saya "saat kita sedang mumet, itu karena kepala kita sedang penuh. Layaknya gelas atau wadah lain yang kepenuhan, isi gelas itu harus ditumpahkan. Dalam hal ini isi kepala harus ditumpahkan dalam bentuk tulisan."

Saat ini, bagaimanapun, aku seolah sedang belajar memahami semua benang merah yang terlilit. Hal yang aku perlu lakukan hanya memastikan benang merah itu terikat dengan layak. Tidak rancu. Yang terpenting lagi, menyadari keberadaan benang merah itu.

Adapun benang merah yang sedang aku coba jalin adalah tentang belajar di luar negeri (study abroad), jurusan sastra dan juga kesempatan-kesampatan lain yang ikut tersedia saat disana, sebut saja berpetualang (travelling), ikut serta dalam program pertukaran perlajar dan terkadang hal-hal yang tidak masuk akal bagi diri ku sendiri.

Ada masa dimana aku sangat mengharapkan kehadiran pengunjung. Tetapi masa itu sudah sirna (I am over it!). Aku telah menemukan fungsi lain dari menulis. Menulis bagiku adalah terapi. Menulis membuatku berfikir lebih baik tentang diriku sendiri, disaat dunia dan lingkungan sekitar kerap membuatmu merasa kecil dan tak berdaya. Saat menulis aku merasa bisa melakukan apapun! - hal yang dikehidupan nyata bisa saja tidak memfasilitasi. Saat ini aku sampai pada tahap dimana aku sangat menghargai kalau ada yang melirik blog (gubuk reyot) ku ini, kalaupun tidak bukan masalah.

Salam,

Adhari

2 comments:

Unknown said...

Ya. saya jg pernh dengar klo nulis itu proses pengosongan jiwa yg ckup efektif. Sukses untuk tampiln baru blognya.

adhari'sabroad said...

Terimakasih Asma. Ada yang bilang sharing dalam bentuk lisan juga berfungsi sama. Tapi menurutku bentuk tulisan lebih aman. Karena lisan bisa saja kita ceplas-ceplos. Sedangkan dalam bentuk tulisan kita akan melewati proses brainstorming dulu, sehingga kemungkinan untuk menuliskan kata-kata yang bisa menyinggung orang lain lebih minim