Europe Trip 3 - AMSTERDAM


 Repost dari facebook pribadi

Kebebabasan adalah konotasi yang langsung hadir ketika berbicara tentang Amsterdam. Namun siapa sangka ternyata kebebasan yang kian di gembor-gemborkan harus dibayar mahal oleh 'pihak yang menekuninya'. Sebut saja pajak. Sistem perpajakan di Belanda adalah salah satu yang termahal di dunia.

Selain itu para wanita yang menggeluti "pekerjaan tersebut" juga harus melewati tes kesehatan seperti halnya akan bekerja di profesi lain. Selain membayar sewa jendela tempat mereka "berdagang", para wanita itu juga harus membayar pajak ke pemerintah.

Beberapa menganggap bahwa sistem seperti ini adalah bentuk edukasi tanpa melulu mengatakan kata "jangan". Dari pada mengatakan jangan kepada mereka yang ingin hidup "bebas", kata mereka, mungkin lebih baik membuka mata mereka tentang hal-hal apa yang mereka akan hadapi seandainya mereka memilih jalan hidup itu.

Kenyataan seperti inilah yang membuat saya berani mengatakan bahwa Amsterdam bukanlah tempat wisata biasa. Ketika mengunjungi Amsterdam jangan pernah berekspektasi untuk melihat bangunan-bangunan glamour seperti di Paris. Bahkan bangunan di Amsterdam bisa dikatakan sangat sederhana untuk sekelas negara maju - apalagi jika dibandingkan kota-kota Eropa lainnya.

Ketika mengunjungi Amsterdam, cobalah untuk memahami:

1. Gaya hidup masyarakat Belanda yang sangat tertib. Bahkan, aku seorang teman, segala tindakan pelanggaran akan diadili cepat atau lambat. Jika tidak diadili ketika pelanggaran terjadi, siap-siap saja pelanggaran itu akan diungkit dimasa mendatang. Untuk warga asing, hal ini bisa saja terungkap ketika melewati kantor imigrasi saat meniggalkan Belanda.

2. Kontras kehidupan antara satu gang kecil (dalam tanda petik) dan kehidupan masyarakat Belanda secara umum.

Ada yang mengatakan bahwa mentalitas masyarakat Belanda adalah "terserah orang lain berbuat apa, sejauh itu tidak mempengaruhi saya." Mungkin inilah yang menjadi triger dilegalkannya penggunaan ganja dan rumah prostitusi.

"Lalu apakah ini tidak mempengaruhi kehidupan masyarakat secara umum? Lalu bagaimana jika anak remaja mereka akhirnya ingin coba-coba? Apalagi dengan statusnya yang legal mukin ini akan lebih mempermudah akses bagi mereka?" tanya saya pada teman.

"Jawabanny adalah... Sekali lagi, disini kalau anak sudah berumur 17-18 tahun mereka bebas menentukan jalan hidupnya sendiri. Bahkan jika orangtuanya ikut campur dalam hidupnya, mereka bisa dituntut sampai kepengadilan"

Saya bengong...

Hal-hal yang harus dilakukan di Amsterdam:

1. Mengikuti tour gratis yang berada di Dam Square 
 
2. Mengunjungi Zansee Schan 
 



3. Light Festival


4. Sign I AMSTERDAM



5. Museum-museum (Ada banyak sekali museum di Amsterdam. Pastikan melakukan riset sebelum menenentukan pilihan, karena ada banyak sekali tourist trap)




Amsterdam ini sekaligus menjadi pengakhir EuropTrip saya. Ada banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari perjalanan ini.

Sepanjang perjalanan saya selalu mencoba mencari jawaban atas pertanyaan saya sendiri "apa sih yang di cari para traveller sehingga mereka rela menghabiskan waktu berbulan-bulan melakukan perjalanan?"

Saya belum yakin apakah saya benar-benar menemukan jawabannya. Tapi asumsi saya karena mereka kecanduan (addicted) untuk bertemu dengan orang-orang hebat. Dalam perjalanan ini saja saya telah menemukan lebih dari 15 orang yang membuat saya "berwah" ria. Ternyata ada banyak sekali hal yang saya belum ketahui.

Asumsi kedua saya karena mereka belum menemukan jawaban yang memuasakan. Sampai mereka menemukan jawab itu, mereka tidak akan berhenti untuk berputar. Jawaban untuk pertanyaan apakah yang mereka cari? Tentang apa alasan mengapa manusia berada di dunia ini mungkin?

08 - 01 - 2015
Sang Pencari Arti Kehidupan
Clue: Saya sangat mengagumi "ide umum" Odysseus yang menghabiskan 10 tahun untuk pulang ke kampung halamanya.

Some photos are credited to mas Rusydi. Thank you so much mas udah nge-host kita dan nemani kita jalan-jalan di Amsterdam :) :)


0 comments: