Ditengah remang-remang lampu jalanan dilingkungan kampus
MCBÜ
Ditengah kantuk yang mulai merasuki sanubari ragaku
Digaris tengah antara malam dan pagi
Ku tak hentinya bersyukur atas rahmat dan karunia yang tiada henti
mengalir dari Rab sang maha dermawan
Ditengah kantuk yang mulai merasuki sanubari ragaku
Digaris tengah antara malam dan pagi
Ku tak hentinya bersyukur atas rahmat dan karunia yang tiada henti
mengalir dari Rab sang maha dermawan
MEI SPESIAL
Bulan Mei tak hentinya berikanku kejutan. Pertama Allah
berikan berita bahagia melalui seremoni wisuda. Seolah ingin menkonspirasi alam
untuk membuatku bahagia di bulan penting ini, Allah membuat seremoni wisuda di
kampusku 2 minggu lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Seolah Allah ingin
memberikan seremoni wisuda sebagai kado ulang tahunku.
Kedua, hadirnya bulan Ramadhan 2 hari sebelum hari ulang
tahunku. Sewaktu kecil aku percaya bahwa bulan ramadhan hanya berlangsung di
bulan sembilan, karena kebetulan sempat beberapa tahun puasa ramadhan jatuh
pada bulan-bulan tersebut. Logikanya, kalau ramadhan jatuh pada bulan 9, makan
Idul Adha akan jatuh padah bulan 11. Sampai-sampai aku nggak percaya bahwa aku
lahir di bulan 5. Apalagi ketika orangtuaku bilang, namaku Adhari, karena aku
lahir bertepatan dengan Idul Adha. “Mana mungkin Idul Adha jatuh pada bulan 5,”
kataku protes. Karena pikiran anak kecilku waktu itu bersikeras mengatakan
bahwa Ramadhan harus jatuh pada bulan 9 setiap tahunya, dan Idul Adha jatuh
pada bulan 11. Namun kini setelah dewasa saya sadar bahwa kalender Hijaiyah
yang mengikuti perputaran bulan, pasti akan berubah sesuai dengan perputaran
bulan. Dan buktinya ramdahan kali ini mulai pada akhir bulan 5 dan ini akan
terus berputar setiap tahunnya. Saya jadi berpikir, seberapa besarkah
kemungkinan seseorang untuk mengalami hari lahirya tepat seperti ketika ia
dilahirkan? Misalnya, lahir bertepatan dengan Idul Adha. Lalu seberapa besarkan
kemungkinan dia untuk dapat mengalami ulang tahun pada saat bersamaan?
Ketiga, Allah masih memberikan kesampatan bagiku untuk
menikmati hidup ini. Sungguh ya Allah, kami adalah manusia yang tidak
bersyukur. Terimakasih masih mengizinkan hamba untuk menikmati bulan ramadhan.
Terimakasih juga telah memberikan kekuatan bagi hamba untuk melewati segala
lika-liku kehidupa selama masa S1 hamba, hingga hamba bisa menyelesaikan studi
hamba semester ini.
Tradisi saya setiap kali ulang tahun adalah menyegarkan
kembali REPELITA. Dan pada kesempatan kali ini, saya hanya ingin diberikan
kekuatan untuk mengarungi setiap jenis lika-liku kehidupan paska S1 ini. Semoga
rencana saya untuk lanjut S2 di lancarkan. Dan selama proses pencarian beasiswa
semoga diberikan kesempatan untuk bekerja sebentar, untuk mendapatkan
pengalaman. Amin…
Terimakasih teman-teman yang sudah mengirimkan doa dan
selamatan dilaman facebook saya, juga di whatsapp dan media sosial lainnya. J
NB:
-Tiba-tiba ada doodle ini dilaman google. Mungkin karena emailku logged in, jadi mereka mendeteksi tanggal lahirku. Thank you google
0 comments:
Post a Comment