Kota Canberra, ANU dan Aktivitas Outdoor



Sebelum saya memutuskan untuk memilih universitas Australia National University (ANU), Canberra, saya sempat berbincang dengan kakak-kakak alumni AAS dan juga dengan sesama teman angkatan. Bagi banyak orang, Canberra itu kota yang terlalu sepi. Bahkan banyak dari teman-teman awardee AAS yang urun untuk memilih Canberra karena alasan tersebut.

Saya pribadi, dari awal memang tidak terlalu berniat untuk memilih kampus yang berlokasi di kota besar seperti Sydney and Melbourne. Bagi saya kota besar dengan semua kebisingannya akan menjadi distraksi dalam belajar.

Pilihan pertama saya adalah University of Queensland (UQ) di Brisbane - salah satu kota yang cukup "tenang" juga. Tapi lagi-lagi kondisi kota bukanlah bagian dari alasan mengapa saya memilih suatu kampus. Melainkan, saya milih UQ karena saya sangat tertarik dengan program yang ditawarkan yaitu double program Master of International Relations / Peace and Conflict Studies. Namun karena kwalifikasi saya tidak memenuhi syarat, akhirnya saya ditawarkan untuk memilih salah satu diantara kedua jurusan tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih ANU dengan beberapa alasan.

(1) ANU berlokasi di ibu kota, dimana banyak NGOs dan kantor pemerintahan. Artinya akan lebih mudah bagi saya untuk mencari kesempatan untuk magang.

(2) ANU adalah salah satu leading university untuk pendidikan dalam bidang pemerintahan dan hubungan internasional.

(3) ANU  memiliki ambisi untuk menjadi pusat penelitian nomor satu dalam bidang politik dan pemerintahan negara-negara di Asia Pasifik

Poin terakhir bagi saya sangat brilian sekali. Ketika semua kampus seragam menawarkan program pendidikan yang hampir sejenis, ANU menawarkan hal yang berbeda. Dan hal ini menunjukkan bahwa yang dapat dijadikan subjek penelitian bukan hanya negara-negara adi daya, tapi juga negara-negara di Asia Pasifik. Bayangkan, seberapa banyak ahli HI dengan fokus Timur-Tengah, Eropa dan Amerika? Tentu banyak sekali ya. Namun, sangat sedikit yang berfokus pada HI Asia Pasifik. Mungkin dengan langkah yang diambil oleh ANU, akan lebih banyak lagi yang akan tertarik untuk mempelajari dinamika hubungan antar negara-negara di Asia Pasifik.

***

courtesy of https://www.australiantraveller.com/
Postingan ini tidak berniat untuk membicarakan tentang mengapa saya memilih ANU. Saya juga bingung mengapa saya malah berbicara panjang lebar mengenai ANU hehe. . .

Sebenarnya, yang saya ingin bicarakan adalah tentang kota Canberra yang sangat mendukung gaya hidup outdoorsy. Sebagai ibu kota yang di design secara khusus, Canberra adalah salah satu contoh nyata ibu kota dengan konsep hutan kota. Jika dilihat dari bukit Aislie, sangat jelas bahwa Canberra dipenuhi oleh pohon-pohon yang hijau. Tidak salah jika akhirnya Canberra medapat julukan the bush capital.

Selain itu, berbeda dengan kontur tanah kota Sydney yang sangat berbukit-bukit, kontur tanah pusat kota Canberra cukup rata. Hal ini sangat mendukung masyarakat Canberra untuk menggunakan transportasi yang ramah lingkungan seperti bersepeda.  Walaupun pesepeda di Canberra tidak sebanyak pesepeda di Amsterdam, tetapi pengguna sepeda di Canberra cukup banyak. Bahkan, mungkin Canberra adalah kota dengan pesepeda terbanyak di Australia.

Selain bersepeda, ada kegiatan outdoor lain yang sangat populer di Canberra - bushwalking dan menjat gunung. Perumahan di Canberra dikelilingi oleh hutan kota lengkap dengan jalur bushwalking. Dengan fasilitas ini, tidak jarang di sore hari masyarakat Canberra jalan kaki dengan hewan peliharaan dan anak-anak mereka. Atau bahkan hanya sekedar oleh raga lari.

Sama seperti jalur untuk bushwalking, di kota Canberra juga tesedia trek untuk panjat gunung. Walaupun lokasi pusat kota Canberra terbilang rata, Canberra disekelilingi oleh banyak sekali perbukitan (saya sengaja memilih kosa-kota perbukitan dari pada pegunungan, karena memang tidak terlalu tinggi untuk disebut pegunungan) seperti Mount Majura, Mount Ainslie dan Black Mountain.

Nah, kebetulan saya rumah saya berlokasi cukup dekat dari Mt. Majura dan Mt. Ainslie.

Setelah gagal sampai ke puncak Mt. Majura di awal musim gugur lalu, di musim dingin kali ini saya coba lagi. Kalau sebelumnya saya nggak bawa persiapan sama sekali, sekarang saya bawa botol minuman. Saya kapok karena waktu itu tenggorokan saya sempat kering dan saya aggak pitam. Dan dengan bekal yang siap, saya pun akhirnya sampai ke puncak.

Trek Mt. Majura secara keseluruahan tidak berat. Tapi ada beberapa jalur yang cukup stiff yang cukup buat ngos-ngosan. Kalau rutin olah raga harusnya tidak masalah. Bagi yang jarang olahraga kayak saya, yang perlu berhati-hati. Hehehe…



Seminggu setelah manjat Mt. Majura, kemarin saya memutuskan untuk naik Mt. Ainslie. Jaraknya sekitar 4.2 KM dari lokasi rumah saya. Setelah lihat di peta, saya pikir seharunya gak membingungkan ya.

Saya pun berangkat jam 3 sore. Menurut perkiraan google maps, saya akan sampai puncak dalam waktu 1 jam. Jadi seharusnya pas lah. Sebelum gelap saya sudah ada dirumah.

Ternyata pas saya sampai di kaki gunung, ada dua jalur. Dijalur bagian kiri kebetulan ada peta tertulis Mt. Majura. Saya pikir, saya kan mau ke Mt. Ainslie, naluri saya saya bilang saya harus ambil jalur kanan. Ragu, saya check peta. Tapi google maps di HP saya nggak singkron. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jalur kiri. Dipertengahan jalan saya berpikir lagi, dan memutuskan untuk balik ke jalur kanan. Walaupun masih ragu saya tetap jalan dan memutuskan bahwa kalaupun akhirnya saya nggak sampai ke Mt. Ainslie, saya tidak akan kecewa. Ya penting saya olah raga.

Setelah jalan sekitar 1 jam saya pun akhirnya sampai di Mt. Ainslie lookout. Secara keseluruhan trek Mt Ainslie tidak se terjal Mt. Majura. Tapi ada beberapa trek yang cukup berbatu. Kalau keseleo, pastinya akan membahayakan.

Oh ia, saya hiking sendiri saja. Dulu sebelum berangkat ke Australia saya pikir akan banyak hewan berbisa -mengingat sering sekali dijadikan bahan perbincangan di TV dan sosial media. Sejauh ini belum menemukan sama sekali. God Forbid. Intinya hiking sendiri di Canberra cukup aman, dan sangat lumrah. 



*****

Sebagai rangkuman, mungkin bagi mereka yang sudah terbiasa dengan kehidupan mall, akan sulit untuk bertransisi di Canberra. Tapi bagi yang suka aktivitas outdoor, Canberra sangat ramah sekali.

Saya sendiri sebagai loner (LOL) dan suka jalan kaki - Canberra adalah pilihan tepat untuk destinasi kuliah : tenang, aman, dan bebas distraksi.




0 comments: