RAMADHAN IN TURKEY 4: Teaching by Doing


#5. Teaching by Doing

Mengajarkan sesuatu tidak melulu harus dengan teori. Alangkah lebih baik apabila teori yang diajarkan dibarengi dengan contoh. "Teaching by doing." Anak-anak akan lebih mudah memahami dan mengikuti apa yang diajarkan. Kalau ingin mengajarkan shalat maka tunjukkanlah dikehudipan sehari-sehari. Berikan contoh. Laksanakan shalat lima waktu. Dengan melihat anda melakukannya anak dengan sendirinya akan terbiasa dan termotifasi untuk melakukannya juga. Dengan ikut melakukan apa yang diajarkan, anak akan lebih mudah untuk memahami dan menerima ajaran itu. 

Sebaliknya apabila anda hanya menuntutnya melakukan tanpa memberikan contoh makan mustahil dia akan melakukannya juga. Mungkin dia akan melakukan tapi itu hanya didepan anda. Dibelakang ada ia mencuri-curi untuk tidak melakukan.
 *****

Suatu sore, setelah buka puasa, kami diajak shalat di atap apartemen. Kali ini atapnya biasa saja. Atap dialih funsikan hanya untuk tempat berkumpul. Diatap ini kami melakukan shalat magrib dan setelahnya duduk santai sambil nge-cay. 

Tuan rumah yang mengajak kami buka puasa kali ini adalah seorang pengusaha. Ia memiliki toko furniture tak jauh dari rumah tinggalnya. Ia memiliki 5 anak yang juga bekerja bersamanya. Dan apartemen yang sekarang sedang kami kunjungi adalah miliknya semua. Kalaupun bukan dia, penghuni disana adalah keluarganya semua. 

Ia berkisah, diwaktu ia kecil tepat dibulan ramadhan seperti ia mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga. Ketika semua warung makan tutup ada seorang lelaki tua non-muslim yang sedang mencari tempat makan. Namun tak ada satu pun warung makan yang buka. Kebetulan keluarga sibapak ini memiliki rumah makan. Ia juga sama dengan pemilik warung makan lainnya, tutup disiang hari ketika bulan ramadhan. 

Walaupun begitu sang ayah tidak tega meliha lelaki itu. Ia menyuruh sang anak untuk mengambil makanan dari rumah. Sang anak yang hidup dilingkungan relijius tidak mengerti kenapa sang ayah memintanya melakukan hal itu. Ia tak bisa menolak sang ayah.
"Kenapa ayah memberinya makan? Bukankah ini bulan puasa. Kenapa harus memberi makan orang kafir?"

Dengan seksama sanga ayah menjelaskan "kamu lihat kan semua warung makan tutup. Sedangkan dia butuh makan. Kalau kita tidak memberinya makan lalu bagaimana? Kita tidak tahu sudah berapa lama dia belum makan. Bukankan islam adalah agama rahmatan lil alamin?"
Sejak saat itu ia menanamkan pelajaran itu didalam hati bahwa membantu orang adalah hal yang baik. Tak perlu melihat warna untuk memberikan kebaikan.


#6. TAUHID


Tiba-tiba ia mengosongkan gelas yang ada dihadapannya. "Kamu lihat ini?" Lalu ia menelungkupkan gelas itu dan bertanya "apa yang ada dalam gelas ini?"

"Udara," jawab seorang yang ada disampingnya.

"Bagaimana kamu tahu ada udara disana sedangkan tak ada warna atau rasa yang bisa menunjukkan bahwa udara benar-benar ada disana?"

Mereka duduk dalam diam…………..

Lima menit kemudian.

"Kalau kau percaya ada udara disana walaupun matamu tidak melihat apa-apa, lalu kenapa begitu sulit mempercayai tuhan?"

Hening….

0 comments: