APA KABAR RAMADHAN?



Tak perlu ku ceritakan bahwa ini adalah tahun ketigaku berpuasa di Turki. Tak perlu juga ku berteriak tentang betapa hambar-nya puasa disini. Tak ada euphoria. Tak ada kegembiraan. Menyambut puasa disini tak ubahnya seperti menyambut hari Senin. Sebatas rutinitas. Semoga saja tidak. Berharap bahwa bulan Ramadhan mampu mengubah diri ini ke arah yang lebih baik, secara emosional dan spiritualitas. Semua yang menyangkut hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya maupun sesama manusia. Karena Tuhan tidak ingin kita hanya memiliki hubungan baik dengan-Nya tapi juga dengan sesama kita.

Memperbaiki diri! Itu lah hal yang paling utama. Semoga energi bulan ramadhan mampu menggerakkan individu ini kearah yang lebih baik. Semoga sifat negatif manusiawi yang ada dalam diri bisa berkurang. Semoga diri ini bisa lebih tidak menyebalkan - menyebalkan pada diri sendiri maupun orang disekitar.

Hari ini sudah masuk pada hari kelima belas. Apakah yang telah terjadi sejauh ini? Adakah diri ini bertransformasi ke arah yang lebih baik?

Sayang sekali aku harus mengungkapkan bahwa ada banyak kemunduran. Bacaan Al-qur'an yang pada tahun lalu, pada saat seperti hari ini, saya sudah khatam, sekarang malah baru separuhnya.  Sepertinya saya hanya mengikuti metode satu hari satu jus, untuk puasa kali ini. Bukan lah yang buruk, jika ada banyak perkerjaan. Masalahnya saya tidak punya banyak pekerjaan. Bahkan tak punya pekerjaan. Berkali-kali mencoba mecari pekerjaan, namun gagal terus.

Hal ini membuatku bertanya-tanya tentang fungsi ramadhan pada jiwa ini. Apakah aku telah menyia-nyiakan-nya?

Tahun lalu aku memiliki sejenis journal ramadhan yang kebetulan tertulis di blog ini juga. Sekarang malah aku belum mem-publish apa-apa sejak 15 hari puasa ini. Ada banyak yang bisa ku tulis, tapi entah apa yang menghentikanku melakukan. Belum lagi tentang list bacaanku. Buku "The Forty Rules of Love," yang mulai kubaca awal ramadhan pun belum selesai-selesai. Ini adalah Top Record ku. Normalnya 5 hari adalah hari terpanjang ku menyelesaikan 1 buku.

Sebagai justifikasi, mungkin shock dengan jam tidur adalah penyebab semua kemunduran ini. Selama masa kuliah aku selalu tidur jam 11.30 dan bangun 04.30. Sekarang semua diputar terbalik. Sepanjang malam terjaga, dan siang tidur kadang hinga jam 12 siang. Yang terjadi ketika tidur setelat itu adalah rusaknya mood. Ketika mood rusak produktivitas pun menurun. Jadilah semua terlalaikan; baca Alquran, baca buku, menulis. Mungkin hanya satu yang menjadi rutinitas ku selama puasa ini, memasak.

Terlepas dari semua kemunduran ini, aku berharap dengan 14 hari puasa yang tersisa aku bisa memanfaatkan energi yang ada hanya setahun sekali ini. Semoga energi itu tidak hadir dengan sia-sia. Atah malah, semoga aku tidak menyia-nyiakannya. Semoga aku tidak menjadi orang yang sia-sia.

Selamat hari Ramadhan. Semoga kita semua tidak termasuk orang yang sia-sia.

0 comments: