Perjalanan Milan - Lyon berjalan cukup mulus. Bus flix yang ku tumpangi cukup bersahabat, walaupun koneksi internet baru bisa terhubung saat masuk kawasan Prancis. Tapi secara umum tidaklah buruk. Apalagi karena memang flix juga menyediakan menu "flix-media" yang dapat diakses di gadget masing-masing. Aneh memang, bisa mengakses flix-media tapi tidak bisa mengakses internet. Tapi setidaknya masih bisa menghibur diri selama perjalanan. Namun tetap, tidur adalah pilihan yang paling disarankan saat melakukan perjalanan seperti ini, karena dengan demikian kita bisa memulihkan lagi semangat yang mulai loyo. Keuntungan lain adalah, flix juga menyediakan ruangan kamar kecil, sehingga kalau dalam perjalanan anda harus kebelakang, anda bisa langsung menggunakan kamar kecil tersebut.
Saya sampai di Lyon jam 6.15, telat beberapa menit dari jam yang telah dijadwalkan. Kemungkinan terbesarnya adalah karena pemeriksaan yang berlangsung di perbatasan Italia dan Prancis. Saat pemeriksaan ada 2 penumpang yang dipaksa meninggalkan bus beserta barang bawaannya. Entah apa alasannya. Saya tidak terlalu mengerti. Mereka berbicara dalam bahasa Prancis. Mungkin karena dokumen yang mereka bawa tidak valid satu sama lain. Atau bahkan karena mereka masuk ke kawasan Eropa tanpa dokumen resmi seperti visa dan lain-lain. Entah. Apapun itu semoga semuanya berakhir dengan baik.
Di Lyon saya perlu menunggu selama 6 jam. Bis saya selanjutnya akan berangkat jam 01.40 pagi. Seharusnya memang begitu, kalau saja saya tidak melakukan kebodohan yang sering sekali terjadi. Ternyata tiket yang saya beli salah. Harusnya saya membeli tiket untuk jam 01:40 tanggal 26/12/2015, saya malah membeli tiket buat hari yang sama dengan perjalanan sebelumnya 25/12/2015. Otomatis saya haru membeli tiket baru untuk malam nanti. Saya tidak mungkin bermalam di Lyon. Akhirnya tiket saya harus membeli tiket online lagi dengan harga yang lumayan mahal 24.5 €, harga yang sama saja jika saya melakukan perjalan bus langsung Milan-Paris.
Alasan awal kenapa saya membagi perjalan menjadi dua karena saya berharap bisa menekan pengeluaran. Awalnya memang sukses tapi karena kebodohan saya, saya harus rela menerima ganjaran yaitu pengeluaran yang lumayan menguras kantong. Total pengeluaran Milan-Lyon-Paris menjadi 46 € an.
Di Paris saya akan tinggal dengan seorang kenalan melalui couchsurfing.com, seorang warga Indonesia yang bermukim di Paris. Awalnya saya melayangkan keinginan untuk tinggal tanpa berharap banyak. Namun ternyata beliau menjawab dan mengizinkan untuk menginap di rumahnya.
Selama saya menginap di rumahnya segalanya berjalan dengan sangat mulus. Beliau juga sangat ahli dalam melayani tamu. Saat saya datang saya langsung di persilahkan untuk menaruh tas saya dan beristirahat. Tak lama kemudian saya dipersilahkan untuk mandi, agar setelah mandi bisa memulai sarapan. Setelah sarapan saya akhirnya pamit untuk jalan-jalan. Saat pamit, saya masih di siapkan bekal untuk makan siang, sandwich dengan isi daging. Begitu terus hingga hari kedua saya menginap di apartemen mungilnya.
Sebenarnya ini adalah pengalaman pertama saya menginap dengan orang yang saya kenal melalui couchsurfing. Menakutkan, pasti. Tapi daripada mengeluarkan uang banyak, rasa takut saya singkirkan jauh-jauh. Dan benar saja setelah saya mengalaminya, semuanya baik-baik saja kok.
Ada banyak variasi pengalaman ber-couchsurfing. Ada ada yang positif dan ada yang negatif. Saran saya kalau memang ingin menggunakan jasa ini, makan carilah yang mempunyai banyak referensi positif. Dengan banyaknya referensi positif, otomatis orang yang akan kamu tumpangi pasti trust-worthy.
Saran kedua, selalu sedialan plan B. Walaupun sudah dapat tumpangan, jangan langsung senang. Selalu pikirkan kemungkinan terburuk. Dalam artian selalu riset tentang hostel atau jasa penginapan lain. Kalau orang yang bersedia memberikan tumpangan tiba-tiba membatalkan, kamu masih punya tumpangan lain.
Untuk mencari hostel, saya menyarankan hostelworld.com dari pada situs situs lainnya. Hostelworld menyediakan rate untuk setiap hostel. Jangan pilih sembarangan cuma karena di sana tertulis murah. Baca juga bagian komen nya. Karena banyak kasus ternyata penginap ditipu. Untuk kasus di Milan, misalkan - harga yang tertera di website belum termasuk pajak kota dan selimut. Untuk itu saja bisa menambah 5€ lagi perhari.
Pilihan website kedua adalah Airbnb. Airbnb adalah jasa penginapan yang disediakan oleh individu. Jadi mereka bukanlah penyedia jasa pengeninapan resmi. Umumnya penyedia Airbnb hanya menyewakan kamar yang ada didalam rumah mereka. Saat riset pengjnapan di Airbnb jangan lupa untuk mengecek tanggal availability. Karena bisa saja murah, tapi rumahnya tidak available.
Intinya, banyak cara untuk travelling dengan sedikit pengeluaran. Salah satunya cari cara agar tidak membayar penginapan. Untuk mahasiswa Indonesia mungkin bisa menghubungi PPI wilayah yang ada kunjungi. Dengan menyantumkan PPI asal, inshaaAllah bakal direspon ko.
Eindhoven - Cluj - Iasi - Galati
Januari 4, 2016
0 comments:
Post a Comment