Nah, akhirnya bisa
ngobrolin topik ini juga. Secara teknis sih, hidup ku sebagai mahasiswa S1
sebentar lagi akan berakhir (sekitar tiga bulanan lagi). Bakal seru kali ya,
kalau kita bisa menyempatkan waktu sejenak untuk berbicara tentang perbadaan antara
menjadi manusia akhir di Indonesia versus di Turki.
Disclaimer:
Semua yang tertulis disini berdasarkan
observasi ku waktu SMA di Indonesia. Kebetulan, dulu pas masih SMA aku mainnya
sama anak kuliahan terus. Jadi aku bisa sedikit menyaksikan kesulitan mereka
sebagai mahasiswa akhir. Selain itu, aku juga masih kontak-kontakan sama temen
SMA yang sekarang sebagian sudah pada lulus dan ada juga yang masih struggle untuk
lulus terkendala di tugas skripsi.
That being said, saatnya compare dan contrast di
mulai!
Jadi Mahasiswa Semester Akhir di
Indonesia : WAJIB SKRIPSI
Umumnya yang
menjadi kendala untuk lulus di Indonesia adalah tugas akhir, alias SKRIPSI!
Hayo siapa yang pernah ngerasain mimpi buruk ini? Kebanyakan orang ngaku-nya
sih kendala di dosen pembimbing. Sebenarnya skripsinya gak sebegitu menakutkan,
tapi karena si dosen kadang sibuk dengan kegiatannya sendiri akhirnya skripsi
pun terbengkalai. Kadang juga dosennya yang terlalu mempersulit. Alih-alih
membantu si mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi, malah mempersulit. Ujung-ujungnya,
binis baru pun muncul – jasa pembuatan skripsi. Sudah bayar mahal untuk kuliah,
malah harus bayar orang lain untuk nulis skripsi.
Gak fair dong cuma
nyalahin si dosen pembimbing! Kadang yang menjadi masalah memang mahasiswanya
sendiri. Mereka kurang komitmen untuk ngerjain skripsi. Jadinya ya gak kelar
kelar. Apapun itu intinya kebanyakan institusi pendidikan tinggi di Indonesia mensyaratkan
adanya tugas akhir berupa skripsi. Dan itu tidak bisa di negosiasi.
Jadi Mahasiswa Akhir di Turki: ANTARA
SKRIPSI ATAU PROJEK
Di Turki,
kebanyakan jurusan S1 nggak mewajiban skripsi, kecuali jurusan sastra dan
sosial. Itu pun ada opsi. Boleh milih nulis skripsi (lebih ke makalah sih
karena 20 halaman pun diterima) atau ngambil projek. Karena saya kuliah di
jurusan sastra Inggris, saya milih nulis graduation
paper yang sejauh ini sudah 21 halaman, tinggal satu topik lagi inshaaAllah
selesai. Jadi kemungkinan besar total halaman skripsi saya hanya 30 sampai 35
halaman itu sudah termasuk referensi atau works
cited (kebetulan saya nulisnya dalam format MLA).
Untuk jurusan
Teknik dan Science, tugas akhir
mereka umumnya cuma ngambil projek. Jadi misalkan si A kuliah jurusan Teknik
Komputer, tugas akhirnya diminta untuk buat aplikasi android dan nulis sejenis
laporan projek itu. Sudah itu aja. Jurusan kaya Matematika dan Kimia,
dibeberapa kampus malah nggak ada tugas sama sekali. Mereka cuma diminta untuk
menyelesaikan SKS saja, setelah itu mereka bisa wisuda. Untuk jurusan
pendidikan, biasanya ada magang di sekolah-sekolah. Kalau jurusan teknik magang
juga wajib minimal 2 kali selama 4 kuliah.
If it would make any
better, disini juga ada
dosen iseng kok. Satu atau dua. Tapi umumnya dosen disini sangat professional dan
suportif. Mereka gak pernah mempersulit mahasiswanya untuk lulus. Toh, kata
mereka kalau gak lulus saya harus ketemu dia terus. Males dah haha.. Jadi kita
di bantu deh biar lancer nulis skripsinya (graduation
paper).
Sekian
perbandingan mahasiswa akhir di Turki versus di Indonesia. Ini versi singkatnya
sih. Mungkin lain waktu, saya bisa tulis tentang perayaan kelulusan atau
Yudisium di Turki. Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya. Jangan lupa share dan komen :)
0 comments:
Post a Comment