Courtesy of Hurriyet.com.tr |
Disclaimer:
saya tidak tahu-menahu bagamana dengan kota lain di Indonesia, yang jelas di
kota tempat saya tinggal, bacaan surat pendek pada saat tarawih selalu sama. Dan
yang berubah sepanjang ramadhan hanyalah bacaan surat pendek dirakaat kedua, 17
malam pertama Al-Ahad dan seterusnya menjadi Al-Qadr.
Sebaliknya, di Turki malam Lailatul Qadar sudah
ditentukan sejak awal ramadhan, yaitu pada malam ke 27. Ini bisa dilihat di
Imsakiyah Ramadhan yang dibagikan oleh Diyanet atau Mentri Agama Turki. Juga
dilayar promosi yang ada setiap sudut kota (untuk hal ini setiap kota sangat
berbeda) dimana pemerintah kota biasanya membuat pamphlet khas Malam Lailatul Qadar seperti Kadir Geceniz Mübarek Olsun dan
lain-lain.
Dengan begitu berarti malam hari ini yang juga bertepatan
dengan malam 27 ramadhan seharunya adalah malam Lailatul Qatar menurut pehaman
orang-orang Turki.
Pada Kadir Gecesi atau Malam Lailatul Qadar mesjid-mesjid
kota yang ada di Turki (umumnya masjid terbesar yang ada dikota tersebut) menyelenggaran
iktikaf bersama dalam rangka memperingati malam Lailatuh Qatar yang mereka
percaya jatuh pada malam ke 27 ramadhan tersebut. Seperti juga malam hari ini, orang-orang
berbondong-bondongan menuju masjid untuk beri’tikaf bertaubat memohon ampun
atas segala dosa yang dilakukan selama setahun sebelumnya, juga memohon agar
doa-doa yang dipanjatkan diijabah oleh Allah SWT. Pada malam hari ini semua
kalangan masyarakat hadir, baik yang sangat religius, sampai yang bertato dan
bercelana pendek datang ke masjid (shalat mengenakan celana pendek sangatlah
lumrah di Turki apalagi pada saat tarawih terutama karena suhu Summer yang sangat panas. Dan tato tidak
mengindikasikan hal negatif sedikitpun. Bertato dan beragama adalah hal yang mungkin-mungkin
saja terjadi.)
Hari ini ketika saya berada dipusat kota, saya melihat
kerumunan masyarakat yang mulai memenuhi pelataran masjid Hatuniye kota Manisa,
bahkan sebelum waktu shalat isya tiba. Mungkin mereka ingin mengantisipasi
keramaian yang sudah pasti akan terjadi. Namun sayang sekali saya tidak bisa
ikut serta dalam perayaan (I’tikaf) ini karena jarak asrama saya yang sangat
jauh dari masjid tersebut dan juga karena bus kota beroperasi hingga jam 11
malam. Memaksa saya untuk pulang keasrama sebelum jam 11.
Namun
satu pertanyaan fundamental tergelitik dalam benak saya, lalu apa sih Malam
Lailatul Qadar sebenarnya?
Lailatul Qadar sendiri adalah konsep yang sangat familiar
bagi kita. Kita sering mendengarnya dari tengku-tengku (sapaan kami untuk para
untaz) yang sering kali mengulang-ulang topik ini setiap kali ramadhan tiba. Mulai
dari memaparkan pemahaman yang telah mereka pelajari dari kitab-kitab dan juga
ayat Alquran, sampai cerita yang beredar. Menurut salah satu cerita yang
beredar, dimalam Lailatul Qadar ini semua objek bersujud, tumbuhan, hewan
bahkan malampun bersujud mengagungi kebesaran Allah SWT. Dan pada malam yang
lebih baik dari seribu malam ini segala doa yang kita panjatkan akan dikabulkan
Allah SWT. Suatu malam yang sangat spesial, sampai-sampai hanya orang yang
sangat spesial lah yang akan mendapatkan kesempatan untuk mengalami malam
terbaik ini. Siapakah orang tersebut? Orang yang tidak terjurumus pada
dosa-dosa, orang yang melakukan perintah Allah dan menjauhi larangat Allah,
orang-orang yang tubuhnya bersih dari makanan haram dan lain-lainnya.
Dari pemahaman inilah mengapa di Indonesia kita memahami
malam Lailatul Qadar dengan cara pandang yang berbeda. Sulitnya mendapatkan
malam spesial ini membuat kita percaya bahwa malam Lailatul Qadar ini tidak
bisa ditebak. Sedangkan orang Turki memahami bahwa malam Lailatul Qadar terjadi
pada malam ke-27 dengan pemahaman bahwa Kadir Gecesi ini tidak terpaut hanya
kepada satu orang. Melainkan semua orang yang beribadah pada malam ini memiliki
kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan malam ini.
Terlepas dari ini semua, semoga kita semua mendapat
syafaat bulan ramadhan yang sesungguhnya. Semoga ibadah puasa kita selama
sebulan penuh ini diterima Allah SWT sehingga pada hari Ied nanti kita
benar-benar kembali fitrah. Dan juga semoga ramadhan kali ini mengajarkan
banyak hal yang sebelumnya kita belum sadari. Semoga kita tidak menjadi orang
yang sia-sia yang hanya menahan lapar dan dahaga tanpa mendapatkan nikmat
sesungguhnya. Nauzubillahi min zalik.
0 comments:
Post a Comment