MUSIM PANAS DI BULAN JUNI



Matahari enggan untuk berpisah,
"Ini waktuku," katanya penuh arogan.
"Aku cukup lama membiarkanmu bersamanya."

Malam tak lagi gelap,
Ada sederet warna biru mewarnai.
Tak ada lagi sepi,
Akan ada banyak suara,
Tapi tak satupun mengarah padaku.

Angin datang menghibur,
Ketika cahaya mentari akan tenggelam.
Ia  menghitamkan sang surya,
Mencoba meraih hatiku.

"Aku tak suka dihasut," kataku
Tapi ia mengancam akan meninggalkanku
"Kau akan kesepian anak muda!," hardiknya.

"Kalian adalah sahabatku," kataku untuk medinginkan suasana.
"Tak perlu kau mewarnainya dan akupun tak akan mewaranaimu,"
"Jadilah kau seutuhnya."

*22.24 Monday, June 16, 2014

Behind the Story
Tak beranjak dari asrama itu sudah biasa. Tapi kali ini rasanya sangat berbeda. Tak ada deadline yang harus kubuat-buat untuk menciptakan kesibukan untuktu, seperti normalnya mahasiswa di Tanah Air. Stock buku pun sudah habis. Ada beberapa cerpen bahasa Inggris yang tak sempat dibahas dikelas karena jadwal kuliah yang tak menentu, kadang terbentur tanggal merah. Tapi, aku seolah tak mau menyentuhnya. Kubaca sebentar tapi fokusku hilang. Aku tak menemukan sensasinya. Mungkin masih jetlag usai ujian beberapa minggu lalau. Akhirnya kerjaanku hanya nonton. Entah apa yang ku tonton. Semua sampah. 

Jadilah sore ini, ketika cuaca tak terlalu membakar. Tak ada sinar matahari yang mencuri-curi untuk masuk kedalam kamar. Aku duduk disisi jendela. Memandangi semurat senja yang ingin berbalik kepemukimannya. Ia seperti malu-malu. Ingin menetap lebih lama menyapaku yang sedari tadi murka dengan sengatnya. Ia ingin meminta maaf. Namun angin sepoi-sepoi memberiku seductive sensation. "Biarkan ia pergi," ia merasukiku.

"When night no longer dark, It's summer!"

PS: Puisi seharusnya tak dijelaskan alasannya. Namun kali ini aku kurang kerjaan. :D :D

Adhari

0 comments: