Berkah ramadhan itu
bagi ku bisa dilihat di hari raya.
Setelah kemarin
berlebaran dirumah bu Ayu, hari ini kami masih mendapatkan keberkahan 'hari
lebaran.' Kami diundang untuk halal bi halal dirumah
teh Iis, keluarga Indo-Turk yang lain. Sama seperti bu Ayu, teh Iis juga,
selama ramadhan, pernah mengundang kami untuk buka puasa bersama dirumahnya.
Kesimpulan lain
yang ku dapatkan selama berada di Turki ini adalah ternyata orang Indonesia itu
rasa kemanusiaannya tinggi sekali. Kalau ada yang bilang rasa kemanusiaan di
Indonesia sudah hilang itu salah besar! Hanya saja itu belum terlihat atau
orang-orang Indonesia belum punya kesempatan untuk menunjukkannya. Kebobrokan
segelintir orang telah membuat kita dengan mudahuntuk men-generalisasi-kan
keadaan suatu lingkungan, yang itu bukanlah hal yang baik.
Kalau ku boleh
cerita, orang Indonesia yang kutemui disini (read: Turki) hampir semua adalah
ciri-ciri orang Indonesia yang idealis yang dapat memajukkan Indonesia. Kalau
saja para penghuni Indonesia yang dipanggil 'orang Indonesia' itu memiliki rasa
peduli dan etika yang sama seperti mereka, aku yakin Indonesia sudah maju daru
dulu. Definisi negara maju bukan hanya infrasturktur yang baik tapi juga warga
yang memiliki kepedulian antar sesama. Memiliki kepedulian untuk menjaga
infrastruktur yang ada.
Balik lagi ke
acara halal bi halal.
Biasanya kalau
sudah acara lebaran, kita sering terbawa suasana oleh euphoria makan-makan.
Tapi terlepas dari itu, banyak sekali hal yang membuatku bersyukur dan
menyadari bahwa Islam benar-benar menjaga umatnya. Memfasilitasi umatnya dalam
segala kondisi. Seperti kali ini, meninggalkan kelurga selama dua tahun lebih
bukanlah perkara mudah, melalui acara lebaran seperti ini Islam telah
memperbaiki sisi psikologis pemeluknya. Andai saja tidak ada acara lebaran
seperti ini, entahlah bagaimana kondisi psikologis kami.
Alhamdulillah,
Allah mengirimkan pengganti keluarga secara imosional disini. Walaupun
keberadaan keluarga tidak pernah bisa tergantikan. Selama berpegang teguh
kepada Islam, tak ada yang perlu ditakutkan. Akan ada jalan untuk semua
kenduhan.
Mohon maaf lahir
dan batin.
*******
Awalnya niat
banget mau nulis journal selama bulan ramadhan penuh tapi ternyata ngga
bisa-bisa. Ada aja alasan untuk ngga bisa nulis. Mulai dari buka diluar terus.
Kalau siang gak bisa konsen. Konsentrasi bentrok sama lapar. Tapi 10 hari
terakhir akhirnya bertekad lagi untuk nulis. At least, ada lah yang bisa
diceritakan kediri sendiri dimasa depan tentang lebaran disini.
Fungsi nulis itu
buat aku adalah mnemonic dan juga
kepuasan batin. Pasti lucu kalau suatu hari baca tulisan ini. Lucu menyadari
betapa tololnya cara munulis dimasa itu. Hmm.. Satu lagi fungsinya untuk
hiburan. Terhibur dengan cara menulisnya yang aneh.
Happy Eid, mohon
maaf lahir dan batin.
0 comments:
Post a Comment