#10. "Mohon Maaf
Lahir Batin"
Tadinya bayangan
lebaran hari ini masih abu-abu. Tapi akhirnya ada juga perhalatan besar yang
akan dilaksanakan. Untuk persiapan perhalatan besar itu aku, Emen, mba Pipienk,
Dewi, dan mas Maulana harus begadang sampe pagi, dimalam takbiran. Hehehe…
Perhalatan
besarnya adalah makan-makan ala Indonesia! (horee)
Rencananya besok
pagi setelah shalat ied kami akan berkumpul dirumah Ibu Ayu, salah satu
keluarga Indo-Turk di Izmir. Saya dan kelima orang yang bergandang (yang sudah
disebutkan diatas) datang sehari lebih awal. Kami harus menginap disana untuk
menyiapkan makanan untuk besok pagi. Menu yang akan dibuat adalah lontong, soto
ayam, bakwan, capcay dan lain-lain. Kalau nggak bisa membayangkan betapa special-nya makanan ini, sudahlah! Ini adalah
syurga bagi kami.
Selama ramadhan
ini bu Ayu dan keluarga sangat berjasa bagi kam, mahasiswa Indonesia di Izmir.
Tempat tinggal beliau sering kami gunakan untuk tempat singgah, tempat
berkumpul, tempat buka bersama. Bahkan acara buka bersama yang pertama kali
saja dilakukan disana. Acara itu juga sekaligus adalah acara doa bersama untuk
kelahiran anak pertama bu Ayu; yang Alhmdulillah sudah lahir dengan selamat
beberapa hari sebelum lebaran. Selamat bu Ayu. Semoga anaknya mejadi anak yang
solehah, sayang (berbakti kepada) orangtua. Dan juga terimakasih atas semuanya.
Terimakasih karena puasa kali ini tak seburuk tahun lalu. Setidaknya masih bisa
sedikit merasakan puasa ala Indonesia.
******
Setelah sebulan
lamanya melaksanan rukun islam yang ketiga, berpuasa dibulan ramdhan, akhirnya
inilah hari kemenangan. Hari yang fitri. Betapa aku bersyukur telah terlahir
sebagai orang Indonesia dengan budaya yang sangat kaya. Budaya yang sangat
kaya, bahkan untuk urusan agama. Budaya lebaran yang sangat melekat dihati,
yang selalu dirindukan. Meriahnya lebaran di Indonesia itu tiada tandingannya.
Betapa aku ingin pulang hanya untuk merayakannya. Inshaa Allah ada waktunya.
Kini, ketika
berada jauh dari Indonesia, rasa kangen itu tumbuh lebih rindang. Bahkan untuk
menumbuhkan kerindangan itu, terkadang, air dadakan pun turun dipipi.
Alhamdulillah
hari ini rasa itu bisa tercipta lagi, walaupun di negeri asing. Bersama
keluarga besar PPI Izmir kami menciptakan kebahagian itu lagi dengan acara
makan-makan makanan Indonesia di rumah bu Ayu. Terimakasih untuk hari ini.
Terimakasih untuk menghentikan air mata ini.
Mohon maaf lahir
batin. Maafkan segala kesalahan yang disengaja ataupun tak disengaja.
******
Untuk shalat ied
kami (saya, Emen, mas Maulana, dan suami bu Ayu) shalat di mesjid dekat
rumahnya. Jaraknya sekitar 15 menit berjalan kaki. Masalahnya adalah untuk kamu
hawa. Di Turki, kau hawa tidak pernah ikut shalat ied. Ini adalah permasalahan
budaya. Karena mba Pipienk dan Dewi ingin sekali ikut shalat Ied, katanya
mereka juga sudah tidak shalat ied tahun lalu, mas Maulana mencoba untuk
menghubungi pak Imam mesjid. Mungkin ada
tempat khusus kaum hawa yang bisa digunakan untuk shalat.
Setelah
mendatangi tempat tinggalnya ternyata pak Imam sedang tidak ditempat. Untung
saja ada yang memberi no teleponnya. Setelah menelpon si pak Imam akhirnya
memastikan bahwa ada tempat yang bisa mereka gunakan untuk shalat. Katanya
besok pagi mereka harus datang cepat. Lebih awal dari jemaah laki-laki dan
pulang lebih akhir, ketika para lelaki sudah pulang semua.
Gambaran: isi
dalam mesjid di Turki tidak sama dengan di Indonesia. Di Indonesia tempat
shalat kaum lelaki dan perempuan hanya dipisahkan oleh hijab dan batasnya itu
cukup luas. Kalau di Turki, tempat shalat kaum hawa sangat terbatas. Hanya
sepetak dibagian pintu dan itupun sangat tertutup. Bentunya itu seperti kamar.
Allahu akbar,
Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd….
Alhamdulillah
shalat ied kali ini berjalan lancar. Walapun perasaan sangat berbeda. Ini
seperti bukan shalat ied. Ditambah lagi rasa kantuk yang luar biasa. Semalam
belum tidur atau kalaupun tidur hanya tak sampai satu jam. Tapi Alhmdulillah
acara berkumpul setelah shalat ied ini sangat membantu mengurangi rasa lelah
dan kantuk. Worth it lah…
Setelah shalat
ied aku juga mencoba menelpon keluarga di Indonesia. Rencana awal mau skype-an
tapi ternyata jaringan internet disana tidak mendukukung. Akhirnya nelpon lewat
voip adalah satu-satunya pilihan.
Selamat hari raya
idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
0 comments:
Post a Comment