Memperoleh Gizi Dari Turki



Dimana-mana mahasiswa sangat identik dengan kata boke atau kanker (kantong kering), alhasil para mahasiswa di Indonesia terpaksa harus berlari ke opsi makanan yang termurah (sebut saja mie instan) yang tidak jelas kadar gijinya. Tentu untuk mengetahui tentang apakah benar mie instan itu mengandung bahan kimia yang berbahaya, hal ini masih sangat terbuka untuk di perdebatkan. Yang jelas, mie instan bukanlah makanan yang layak untuk otak mahasiswa yang sepanjang hari di eksploitasi untuk berfikir keras tentang teori-teori mulai dari Matematika hingga pertanyaan-pertanyaan Filosofis.
Kabar baik dari Turki, mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan disini tidak perlu lagi harus mengalami kenyataan pahit yang sama. Pasalnya departemen pendidikan Turki sangat memberikan perhatian penuh pada gizi rakyatnya, terutama gizi kaum mudanya. Karena pemerintah Turki memiliki kesadaran penuh bahwa kemajuan sebuah bangsa ada pada kaum mudanya.
Oleh karena itu di Turki universitas-universitas dilengkapi dengan yemekhane (kantin) yang telah disubsidi oleh pemerintah sehingga gizi dan harga makanan telah melewati proses pertimbangan yang sangat arif. Untuk sekali makan, para mahasiswa akan mendapatkan empat jenis makanan sekaligus yang terdiri dari; makananan pembuka yaitu bubur khas Turki (mercimek, sehriye, tarhana, dll); makanan utama yang umumnya adalah makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, roti, atau makarna) dan daging-dagingan serta salad, tursu atau cacik; dan yang terakhir adalah tatli atau manisan. Untuk menu makanan lengkap seperti ini mahasiswa hanya perlu merogoh kocek sebesar 1.5 sampai dengan 2.5 TL, sangatlah murah jika dibandingkan dengan harga makanan di warung atau café-café umum.
Makanan yang di sediakan tentunya sudah melalui prosedur yang telah ditetapkan pemerintah. Bahkan setiap yemekhane kampus memiliki ahli gizi yang dapat mengkalkulasi kadar gizi yang terkandung pada setiap makanan. Beberapa universitas menampilkan daftar gizi makanan tersebut didalam website kampus.
Cara untuk bisa menikmati kesempatan makan di yemekhane pastinya berbeda dari kampus ke kampus. Untuk kampus saya sendiri, Celal Bayar Univesitesi, yang sangat menyambut hangat perkembangan teknologi, memutuskan untuk menyediakan kartu mahasiswa yang serba fungsi. Kartu mahasiswa yang berbentuk ATM ini dapat digunakan untuk: pertama, makan di yemekhane; kedua, untuk kartu perpustakaan; ketiga, sebagai ATM dan debit card; terakhir sebagai kartu pengenal mahasiswa.
Salah satu lagi program pemerintah Turki yang sangat fantastis adalah beasiswa makan siang untuk mahasiswa. Program ini sangat fantastis karena tidak hanya pemerintah Turki perduli pada gizi rakyatnya, tapi juga memperhatikan kemaslahatan mahasiswa kurang mampu. Dengan cara ini mahasiswa yang tidak mampu bisa menikmati fasilitas yang sama.
Program beasiswa makan siang seperti ini dibeberapa universitas di Turki juga tersedia untuk mahasiswa asing, namun untuk lebih jelasnya harus mengkonfirmasi langsung ke universitas masing-masing.
Akhrinya, mahasiswa Indonesia, yang istilahnya hanyalah orang yang sedang bersinggah di Turki, juga kecipratan atas kebaikan hati pemerintah Turki. Sekarang gizi anak Indonesia yang besekolah di Turki juga bisa lebih membaik. Semoga kebaikan pemerintah Turki ini dapat melahirkan pemuda-pemudi yang mampu membangun Indonesia kearah yang lebih baik. Sungguh ironis memang. Namun ketika Negara sendiri tidak memikirkan rakyatnya, opsi terakhir adalah berlari kepada Negara lain yang berbaik baik hati mengulurkan tangan. Sekian..

0 comments: