Selamat dari Maut yang Menghantam Bandara Ataturk Istanbul (5)



"Ladies and gentlemen, we have just been cleared to land at the Hamad International airport Doha. Please make sure one last time your seat belt is securely fastened. The flight attendants are currently passing around the cabin to make a final compliance check and pick up any remaining cups and glasses. Thank you."

Hari baru saja terbangun dari tidur ayamnya ketika sang awak kabin memberikan pengumuman bahwa sebentar lagi pesawat akan landing di Bandara Internasional Hamad Doha.

Didalam remang-remangnya mata yang baru saja terbuka, Hari seolah dihadapkan pada situasi luar biasa yang bahkan naluri pun tidak mampu untuk menghapinya. Monitor yang ada di hadapan penumpang yang duduk di depan Hari memutar berita tentang meledaknya bom di bandara internasional Atuturk Turki. Awalnya Hari merasa lega karena telah berhasil melewati musibah besar itu. Namun dalam keadaan yang sama Hari juga merasa emosi karena memikirkan bahwa, bagaimana kalau dia yang berada di bandara Ataturk saat bom itu meledak? Hari pun bertambah emosi karena membayangkan betapa banyaknya orang yang bernasib sama sepertinya yang sedang berada di bandara itu - mereka adalah para mahasiswa yang sedang dalam perjalanan pulang untuk bertemu dengan keluarganya. Bahkan beberapa dari mereka adalah para mahasiswa yang sudah 4, bahkan 5 tahun, tidak bertemu dengan keluarganya. Tidakkah skema seperti itu membuat kita semua menjadi emosi?

Hari tidak habis pikir apa jadinya jika dia menjadi salah satu korban dalam kejadian keji itu. Hari telah 4 tahun merantau di Turki. Sudah 4 tahun tidak bertemu dengan keluarganya. Sungguh tidak terpikirkan apa jadinya jika langkah Hari untuk menuju rumah tiba-tiba terhenti karena perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab.

Pesawat sudah siap-siap untuk landing, dan pemikiran Hari masih saja berkutat tentang betapa kejinya para manusia yang mengaku dirinya jihadist atau apapun itu. Betapa Hari, meskipun dia adalah seorang muslim, tapi tidak menaruh simpati sedikit pun pada mereka yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Bagi Hari, agama tidak pernah mengajarkan kekerasan. Agama, selalu bisa menerima perbedaan. Agama tidak mengatakan bahwa berbeda sama dengan perperangan, malah sebaliknya berbeda harus menciptakan persatuan yang lebih erat.

Dalam akun sosialnya Hari langsung menumpahkan amarahnya, "I personally condemn those who did the killing (bombing etc) in the name of religion."

Pesawat telah sampai di bandara Doha, Qatar. Hari harus keluar dan menuju ke ruang tunggu. Pesawat Hari selanjutnya jam 2.00 menuju Kuala Lumpur. Hari duduk di ruang tunggu dengan kaki yang sudah lemas. Dan terus begitu hingga jam penerbangan selanjutnya tiba. 

0 comments: