courtesy of opiniisipareri.wordpress.com |
Saya jadi
berpikir ulang tentang semua hukum yang dibuat oleh para pakar hukum: apakah hukum
yang mereka buat hanya befungsi sebagai formalitas saja atau hukum-hukum itu
memang berguna bagi kemaslahatan umat manusia. Akan sangat menyedihkan sekali
setelah semua kerja keras yang dikerahkan, penelitian demi penelitian, semua
terbuang dengan sia-sia. Karena pada hakekatnya hukum yang berlaku didunia ini
hanyalah hukum rimba – hukum yang menyatakan bahwa siapa yang kuat dia yang
benar.
Begitu juga, di
dunia yang maya ini – dunia yang keberadaannya hanya sebagai simulasi dari
kehidupan nyata – toh nyatanya juga menerapkan hukum yang sama. Siapa yang kuat
dia yang berhasil mengendalikan keadaan.
Blog telah
mengubah cara pandang manusia. Blog telah melahirkan satu sejarah dimana umat
manusia bisa berbagi informasi melalui tulisan. Bukan hanya informasi bersifat
formal seperti berita, tapi juga pengalaman pribadi. Dan itu berlangsung hingga
saat ini. Ada interaksi antara penulis dan pembaca yang bersifat sangat
personal sehingga lahirlah kehangatan ala keluarga.
Namun akhir-akhir
ini keberadaan blog semakin terancam karena lahirnya satu budaya baru –budaya dimana
meraih informasi melalui mendengar dan melihat (menonton) lebih dianggap
menyenangkan daripada membaca. Saya meminta maaf jika saya lebih memihak kepada
kaum elitist yang mengatakan bahwa membaca lebih baik dari pada menonton. Membaca
adalah kegiatan aktif dimana dalam prosesnya sipembaca akan hanyut dalam
kegiatan menerima atau menyanggah argumentasi yang ada. Menonton sebaliknya
adalah kegiatan pasif, dimana kesadaran penonton dimanipulasi melalui gambar
dan visual.
Budaya baru
yang sedari tadi saya singgung adalah Vlogging. Masih produk dari prusahaan
yang sama (Google) namun berbicara untuk hal yang berbeda. Vlogging mengajak
dunia untuk mengalami hal baru yang menurut saya adalah budaya malas, dimana
informasi diraih dengan menonton. Malas baik disisi si pemberi berita kerena
mereka bekerja secara otomatis.
Sungguh generalisasi
adalah sebuah kebodohan. Oleh karena itu saya tidak akan menggunakan
argumentasi yang sama untuk semua kalangan. Ada banyak vlogger yang juga
bermanfaat bagi kemaslahatan umat. John Green misalnya dengan blognya crashcourse
menjadikan youtube sumber informasi yang bagus. Tapi tetap saja, kehadiran
sumber seperti ini membuat orang malas membaca sumber langsung karena ada orang
lain yang membacakan dan memberikan rangkuman buat mereka.
Efek lain dari
vlogging adalah meningkatnya narsisme. Apakah narsisme sebuah psychological
disorder? Entahlah.. tapi ini bukanlah hal yang baik bagi dunia. Karena kehadiran
budaya narsisme juga menghadirkan budaya insecurity, dimana anak-anak muda menilai
kesempurnaan melalui penampilan luar saja.
Jadi vlogging
atau blogging? Saya lebih memilih blog karena alasan yang saya paparkan diatas.
Tapi tenang saja, saya sangat menghargai kalian yang lebih memilih vlogging. Tidak
perlu lah perbedaan membuat kita saling membenci.
0 comments:
Post a Comment