Ironi di Balik Pembelian Nike





Entah apa yang spesial dengan minggu setelah midterm kali ini, saya mendadak beli sepatu. Beli sepatunya bukan cuma satu, malah beli dua. Buat apa? It's not me. Saya biasanya cuma punya sepatu satu pasang. Dan pakai sepatu yang sama sampe benar-benar sudah rusak. Apa yang terjadi?

Jadi memang sepatu lama yang saya beli dengan diskon 50% di Pull and Bear di Bucharest, Rumania sudah rusak parah.  Terpaksa deh saya harus beli yang baru. Selama sebulanan saya cek terus di website semua toko sepatu, dan ternyata belum ada yang murah. Eh tiba-tiba ada iklan di timeline facebook saya kalau di Flo ada sepatu murah (sekitar 32TL), saya tanpa pikir langsung order. (Oya, pada nyadar nggak sih kalau akhir-akhir ini banyak banget iklan di sosial media, baik di instagram, facebook dll? Jadi gak nyaman pake sosial medianya).

Pesanan sepatu langsung sampai dalam waktu dua hari. Menilai dari servis perusahaan dan kargo, saya sudah berekspektasi besar. Tapi ternyata, eh.. Sepatunya mengecewakan. Bukan dari bentuknya sih. Bentuknya oke-oke saja. Tapi memang kaki saya saja yang agak bermasalah. Kaki saya tuh ngembang (alias kaki pisang goreng), jadi kalau beli sepatu memang harus pilih-pilih. Kalau nggak ya, kayak yang saya alami kemarin, kaki saya jadi lecet.

Pas sepatunya datang, kebetulan dihari yang sama saya mau ke kota seberang, kota Izmir. Saya tanpa pikir panjang langsung pake sepatu itu kesana. Miris banget pas disana harus nahan sakit, karena kita kerjaannya jalan kaki terus ngitarin mall-mall disana. Alhasil kaki pada lecet.

Nah, berbicara tentang mal. Ini sih sebenarnya yang saya ingin omongin. Jadi pas disalah satu mal di izmir (Optimum), kita orang main ke Nike Factory Store, nah tiba-tiba ada diskon. Saya nyoba-nyoba lah.. Eh muat dan nggak bikin sakit kaki jadinya saya ngambil deh. Wajar sih… harganya memang murah banget.. Cuma 75TL sekitar 300.000 an. Saya bilang lumayan karena kemarin pas di Indonesia saya juga udah nyari kesana-kemari dan ternyata harga Nike di Indonesia juga mahal banget. Padahal saya kirain harga Nike di Indonesia akan lebih murah. Karena pas di Turki saya baru tau kalau Nike itu di produksi di Indonesia. Karena produksinya di Indonesia, harusnya harganya lebih murah dong.

Tapi ternyata nggak sama sekali! Harga barang-barang bermerk seperti Nike, Adidas, dll semua sama dimananpun. Tapi ngerasa fair gak sih? Kalau aku sih nggak. Coba pikir deh.. Alasan utama kenapa perusahaan besar kayak nike produksi di negara-negara 3rd world kayak Indonesia dan Vietnam kan karena biaya produksi disana lebih murah. Nah, dengan biaya produksi murah harusnya negara tempat produksi itu dikasih keringanan kek.. Dengan ngasih harga murah dinegara itu. Apalagi pajak di Indonesia kan murah. 

Tapi namanya hukum kapitalisme, mengeluarkan biaya produksi seminimal mungkin dan mendapakan untung sebanyak mungkin. Jadi mimpi aja kalau barang-barang bermerk itu mau menjual dengan harga miring dinegara produksi. Kalau begitu kenapa Indonesia gak naikin aja sih pajak produksi? Toh, perusahaan besar itu gak ngasih keringanan juga ke Indonesia? ya jawabannya mungkin karena status Indonesia yang lemah yang selalu menunjukkan ke negara internasional bahwa kita yang butuh. Indonesia selalu ngasih impression seolah-olah Indonesia seorang yang butuh para investor itu sehingga kegiatan menyembah-nyembah pun dilakukan, seperti memberikan pajak sesuai kemauan mereka.

Ah entahlah.. Sebagai seorang anak Indonesia yang berada di LN jadi merasakan ironisnya. Barang diproduksi dinegara sendiri. Pas beli berasa senang dong.. eh sepatuku made in Indonesia. Seolah-olah ada rasa nasionalisme yang tumbuh karena memberi produk dalam negeri. Tapi disi lain ini gak membantu sama sekali. Toh 90 % profit penjualannya pasti lari ke kantong bos nike. Buruh yang bekerja di perusahaan nike? Kayak gak tau aja gimana dunia pekerjaan di Indonesia: kerja dengan waktu yang panjang dan digaji dengan gaji terendah! Miris!





0 comments: