Resolusi Tahun 2017



Tinggal menghitung jam. Sesaat lagi kita akan memasuki tahun baru. Dengan alasan tidak mau melewatkan budaya yang sudah saya jaga untuk beberapa tahun kebelakangan - untuk berkontemplasi dan akhirnya come up with some resolution - sekarang saya memosting tulisan ini. Sebenarnya saya mempertanyakan niat saya sendiri. Apakah saat ini saya benar-benar menulis ini karena saya tidak mau mangkir dari budaya yang sudah saya jalani atau saya hanya tidak mau kalah, karena tidak memosting tulisan pada malam tahun baru adalah sebuah kekalahan bagi saya. Apapun itu sekarang saya ingin menjadikan tulisan ini ada.

Saya tidak pernah merayakan tahun baru secara kolektif. Pernah sekali pada saat saya masih SMA, dimana untuk merayakan tahun baru 2012 saya menyebrang ke Pulau Sabang dari Kota Banda Aceh. Tapi hanya itu saja. Dan itu pun bukan tahun barunya yang menyebabkan saya pergi, tapi keinginan untuk pergi kesana. Untuk momen, hanyalah sebuah kebetulan. Selebihnya tahun baru bagi saya hanyalah suatu momen untuk menyendiri. Dimana saya bisa berfikir sejenak tentang kehidupan yang sudah saya lalui dan kemudian berfikir lagi untuk tahun yang akan datang. Perubahan apa yang saya ingin capai - kalau hadirnya perubahan adalah sebuah keharusan.

Nah, untuk tahun baru kali ini, saya dapat ajakan dari teman-teman di Izmir untuk sekdar berkumpul dan makan-makan. (saat ini jam 3 sore, dan saya di bujuk oleh Emen untuk datang ke Izmir. Saya masih ragu. Tapi saya terpaksa mengiakan karena ya sudah lah. Saya mencoba untuk tidka terlalu banyak berpikir sekarang. Ikuti arus saja). Sekali lagi, ini bukan perayaan tahun baru. Kalau kebetulan momennya tahun baru. Ya, itu hanyak kebetulan saja. Atau kalaupun merayakan tahun baru tidak apa-apa. No harm should come out of it. Jauhi keramayan ya nak!

Jadi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana saya berkontemplasi seiring dengan detik jam yang semakin berjalan menuju jam 12 malam, sekarang saya harus kontemplasi sebelum jam 5, karena kereta ke Izmir adanya jam 5. Saya harus nulis sekarang karena nanti saya nggak punya koneksi internet. Nah... Apa yang saya pikirkan saat ini?

2017 - tahun yang akan menjembatani antara buku kehidupan yang telah saya jalani selama 5 tahun dengan penggantian buku kehidupan baru. Lalu dalam proses kontemplasi saat ini kepala saya harus dibagi dua. Pertama, saya ingin berpisah secara baik-baik dengan buku lama. Dalam artian, saya juga harus merencanakan sesuatu yang indah untuk hari-hari terakhir dalam buku yang satu ini. Kedua, saya juga harus memikirkan buku yang baru. Buku seperti apa yang saya ingin baca dan hidup didalamnya. Semuanya butuh perencanaan.

1. Buku Kehidupan Yang Hampir Sampai Pada Chapter Terakhir
- Ingin Lulus S1 dengan Baik
- Karena Ijazah tidak langsung keluar, saya harus mencari kegiatan untuk mengisi waktu. Mungkin saya bisa daftar staj erasmus+. Saya tidak yakin, tapi boleh lah dicoba.
- Cari kerjaan sampingan di Turki. Sekarang saya lagi kerja part time juga. Tapi sepertinya yang kali ini tidak memuaskan secara pengalaman dan gaji. Oleh karena itu cari yang baru lagi.
 (Nanti saya akan menulis topik pengalaman bekerja di Turki)
- Mengunjungi kota-kota di Turki yang belum sempat saya kunjungi tapi sejak lama ingin kesana seperti, Kapadakya, Konya dll, Marmaris, dll..
- Karena di semester kedua saya cuma punya dua mata kuliah (selebihnya sudah saya ambil ditahun sebelumnya), saya mau menghabiskan waktu senggang ini untuk riset tentang S2.

2. Buku Kehidupan Baru
- Daftar S2 ke Ausie, Belanda dll
- Untuk itu perlu persiapan. Nah, gunakan waktu lenggang di semester spring untuk riset dan mempersiapan dokumen dan mental.
- Lebih serius untuk nulis fiksi. Alur cerita yang udah disiapin ditulis. Jangan didiamin cuma jadi sekedar wacana.
- Plan B, kerja. Kalau rencana S2 belum kesampaian maka harus siap-siap untuk kerja. Untuk itu riset tentang pekerjaan. Mau kerja di dalam negeri atau di luar? Kalau di Luar kira-kira apa persyaratannya dan memungkinkan kah?
- Sambil kerja mempersiapan dokumen S2 lagi.

Mungkin beginilah gambaran 2017 saya nantinya. Manusia hanya bisa berencana. Berikutnya hanya Allah lah yang akan menentukan. Tapi percayalah memiliki rencana sama halnya seperti berdoa. Jadi ketika saya merencanakan sesuatu, saya meniatkannya seperti halnya berdoa. Dan seperti janji Allah, "berdoalah makan akan aku kabulkan," makan janganlah takut berencana. Karena berencana = berdoa adalah sebuah ibadah.

Selamat tahun baru 2017. Semoga tahun ini menjadi tahun yang berkah dan indah.


0 comments: