Gelar bagi Lulusan Turki

courtesy of okezone.com
Dalam spirit kelulusan, ada baiknya kita membahas tentang “gelar,” khususnya karena gelar adalah salah satu obsesi orang-orang Indonesia. 

Sering kali saya ditanya “nanti pas lulus gelar kamu apa?” Jujur, sebelumnya saya tidak pernah memikirkan tentang hal ini. Namun karena ditanya terus, akhirnya saya pun ikut bertanya-tanya.

Jadi apa sih gelar para lulusan universitas di Turki? Apakah pendidikan di Turki memiliki sistem khusus atau hanya mengikuti standar internasional?

Penasaran, akhirnya saya pun bertanya ke teman-teman saya di kampus. Jawaban mereka sangat menarik yaitu “apa……………?” atau “Hah…….?” Seolah mereka tidak mengerti dengan konsep “gelar” itu sendiri.

Selanjutnya saya berpikir, apa Indonesia doang ya yang sangat terobsesi dengan gelar? Nyatanya, hanya orang Indonesia saja yang memuat gelar di samping nama sampai berantakan begitu. Dinegara lain, jarang sekali gelar dipamerkan disamping nama. Kalaupun ada cuma para akademisi, itu pun karena permintaan Universitas.

Setelah saya lihat-lihat, gelar para akademisi di Turki bukan berdasarkan tingkatan pendidikan yang telah mereka selesaikan. Namun lebih ketingkat jabatan mereka sebagai akademisi di kampus. Urutan jabatan dikampus adalah sebagai berikut:
Assistant Research / Okutman (Lecturer) / Docent – Assistant Professor – Associate Professor – Professor

Untuk asisten riset biasanya adalah lulusan S2 dan S3 dan tugas mereka adalah membantu para mahasiswa S1 atau S2 yang sedang menyiapkan tugas akhir mereka. Sesekali, mereka juga mengisi kelas ketika dosen berhalangan. Status asisten riset adalah pegawai negeri. Untuk naik jabatan ketahap berikutnya yaitu Assistant Professor, mereka harus menyelesaikan S3 dan mengikuti ujian kenaikanan jabatan. Selain itu memperbanyak publikasi artikel dan lain-lain juga sangat penting. Begitulah kira-kira peroses menjadi akademisi di Turki.

Untuk guru SMA, sepengetahuan saya tidak memiliki gelar khusus. Karena strata guru SMA di Turki hampir sama semua. Tapi mungkin saja saya salah.  Yang membedakan hanya guru dan kepala sekolah. Mungkin saja dalam hal gaji, sama halnya seperti di Indonesia, tingginya jenjang pendidikan menentukan gaji yang didapat. Tapi lebih dari itu, tidak ada hal-hal khusus. 

Di Turki untuk mereka yang berprofesi diluar dunia akademisi, gelar tidak pernah menjadi perbincangan. Yang mengetahui jenjang pendidikan terakhir seseorang, hanya pihak HRD. Itu pun karena mereka yang bertugas me-review CV si calon pekerja tersebut. Nah, akhirnya kita sampai ke titik perbincangan. CV lah yang menunjukkan jenjang pendidikan kita. Bukan gelar yang kita sematkan dinaman.

Kembali lagi, lalu untuk lulusan S1 seperti saya, gelar saya apa?

Jawabannya, di Turki gelar S1 tidak pernah disematkan dinama, Bahkan gelar S2. Palingan cuma mereka yang telah berhasil menyelesaikan P.hd saja yang menyematkannya dinama, itu pun sangat jarang dan hanya berlaku di lingkungan akademisi aka kampus. Tapi kalau maksa, “Kan di Indonesia gelar adalah segalanya!” atau “Aku harus punya gelar!”

Ya sudah, kita bisa mengikuti standar internasional. Yaitu B.A atau Bachelor of Arts untuk mereka yang lulus dari jurusan Sosial dan Humaniora dan B.Sc atau Bachelor of Science untuk mereka yang lulus dari jurusan Science.    

Maaf mengecewakan. Tidak aja gelar khusus seperti Lc untuk lulusan Mesir, yang juga sebenarnya berasalah dari kata License yang berarti S1. Dalam bahasa Turki S1 adalah Lisans. Meskipun mirip, lulusan S1 Turki tidak akan mendapat gelar Lc!

0 comments: