Heat Wave dari Benua Afrika Merubah Juli di Turki Menjadi Agustus

Courtesy of Hurriyet
Seminggu terakhir ini Turki sedang dilanda musim panas yang tidak seperti biasanya. Walaupun setiap tahunnya musim panas mulai sejak akhir Juni, namun musim panas kali ini sangat luar biasa karena baru di bulan Juli suhu sudah mencapai 43 derajat Celsius disiang hari. Musim panas tidak lagi sesistematis sebelumnya. Biasanya suhu naik berangsur-angsur: dibulan juni masih dibawah 23 derajat; lalu dibulan Juli naik sekitar 25 sampai 30 derajat; di bulan Agustus yang juga adalah puncak musim panas suhu bisa mencapai 45 derajat celcius. Bahkan dibeberapa kota di Turki seperti Adana, Mersin, Antalya dan Izmir suhu bisa mencapai 50 derajat Celsius saat puncak musim panas.

Menurut media lokal seperti Sabah, Hurriyet dan lain-lain, perubahan suhu yang tidak biasa ini disebabkan oleh gelombang udara panas (heat wave) yang datang dari Benua Afrika. Akibatnya, suhu di Turki melonjak naik dari suhu biasanya. Sampai-sampai di minggu pertama bulan Juli ini suhu di Manisa dan Izmir, Turki sudah mencapi 43 derajat Celcius disiang hari.

Menghindari panas yang tidak biasa ini, masyarakat Turki berbondong-bondong menuju pantai untuk berenang. Air Mediterranean yang terbilang dingin mampu mengurangi rasa panas yang ada. Selain itu, masyarakat juga berbondong-bondong menuju kolam renang umum yang ada disetiap kota. Di Balcova, Izmir misalnya angka pengunjung naik hingga 6000 orang dalam dua hari.

Gelombang udara panas (heat wave) ini diperkirakan berakhir hinggal Senin hari ini. Namun musim panas akan terus berlanjut. Walaupun cuaca panas yang mengejutkan ini akan usai, musim panas di Turki dan Benua Eropa umumnya akan terus berlanjut hingga bulan September. Dalam kata lain, masyarakat Turki akan terus menikmati cuaca panas untuk tiga bulan kedepan.

0 comments: