Hari Ketiga, Empat, 5 dan 6 Pre Departure Training AAS

Pre Departure Training Journal - Day 3
Sejak awal PDT saya memang berniat untuk membuat jurnal dan harapannya bisa journaling setiap hari. Tapi ternyata banyak kegiatan dan gagal untuk stick ke plan. 

Jadi sejak tulisan sebelumnya banyak sekali yang telah terjadi. 

Pertama, setelah university information day, awardee diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Victor kembali untuk follow up mengenai preferensi kampus. Jika ternyata ada perubahan preferensi baik jurusan maupun kampus (seberapa drastis pun perubahannya) bisa dikomunikasikan dengan Victor. Victor akan mencoba menganalisa dan memberikan masukan apakah perubahan itu natural ataur karena termakan teknis marketing. 

Sore harinya jam 13.00 akhirnya kami memulai sesi kelas untuk pertama kalinya dengan guru yang telah ditentukan untuk menemani proses belajar EAP (English for Academic Purposes) dan IELTS selama 9 minggu ke depan. 

Kelas kami dinamai 9W1 dengan guru kelas Michael. 

Michael memulai kelas dengan sangat unik. Suara Michael sedikit terlalu kecil menurut saya tapi karena kelas sangat hening, suara kecil Michael masih terdengar ke seisi kelas. "Sebelum saya memperkenalkan diri saya mau mulai dengan hal yang scary. Rules? Ada suka rules?" Dan Michael pun mulai menyebutkan list peraturan kelas seperti "toilet training" (kata yang persis digunakan Michael,) penggunaan hape dan lain-lain. 

Entah mengapa diawal suara Michael mengingatkan saya pada aktris legendaris Inggris Maggie Smith, yang seperti orang tau memang sangat unik. Dan entah kekuatan apa yang dimiliki Michael bahkan tanpa perlu meninggikan suara pun seisi kelas tetap diam saja. Atau mungkin saya terlalu sering berada dikelas dengan anak-anak remaja atau mahasiswa, jadi standar saya terhadap satu kelas hanya satu. Sedangkan sekarang anggota kelas rata-rata adalah orang-orang yang profesional di bidangnya masing-masing mulai dari pegawai Kemenkeu, Pegawai OJK sampai pegawai swasta dan NGO. 

Di hari pertama 2 jam kelas digunakan untuk sesi perkenalan. Tapi bukan sesi perkenalan biasa. Dari pengalaman satu tahun menjadi guru saya paham betul apa yang sedang dilakukan oleh Michael. 

Michael memberikan selembar kertas untuk masing-masing anggota kelas dengan isi (bukan tulisan persis) :
1. Tell us your name!
2. Tell us something intimate about yourself that you would not normally share to a person that you just met!
3. Tell us your most precious possession (not its monetary value)!
4. Tell us your most strongly held opinion! 

Dengan ke empat pertanyaan ini Michael berhasil membuat kelas di pertemuan pertama ini berubah menjadi support group. Saya tentu suka sekali dengan metode ini. Kebetulan sebelumnya juga pernah mengikuti program dengan metode pembelajaran seperti ini dan menurut saya sangat ampuh dalam mencairkan suasana dan menciptakan intimasi dengan sesama teman kelas. 

Semua orang mulai memperkenalkan diri dengan menjawab satu persatu pertanyaan yang diberikan. Ada yang bercerita sampai meneteskan air mata karena cerita yang mereka sampaikan sangat emosional. Mike (I don't know if you would be happy with that name) but you nailed it! When you made people say things that are just too emotional even to themselves, you are a definitely a good shrink. And this is not even a support group :D

Jadi ingat scene dalam film-film. "Hi, Guys! I am Rico and I am an alcoholic :D)

Pre Departure Training Journal - Day 4

Pertemuan kedua dimulai dengan absen. Mike memiliki karakter yang sangat kuat sebagai seorang individu. Gaya berpakaiannya. Gaya berbicaranya. Dan yang paling berkaitan dengan PDT ini adalah gaya mengajarnya. Saat absen, berbeda dengan guru lain yang mungkin akan mengabsen dengan cepat, Mike memanfaatkan kesempatan ini untuk bermain tebak-tebakan. Mike membaca nama dari absen (nama panggilan yang Mike sudah catat saat sesi perkenalan diri di pertemuan sebelumnya) dan menebak siapa gerangan pemilik nama tersebut.

Jika hari sebelumnya esensinya kami belajar speaking dibumbui dengan sesi pekenalan diri, di pertemuan kedua ini kami dibelali sesi informasi tentang tugas menulis esai 500 kata dengan batas akhir pengumpulan Jumat 13 September 2019. Selama sesi dua jam kami belajar tentang teknik penulisan, format, dan peringatan tentang plagiarisme. Tidak lupa juga kami di informasikan tentang assessment criteria. 

Jujur di awal-awal ini terkadang cukup sulit untuk memahami apa yang disampaikan Michael. Tetapi satu hal yang membayar semuanya, Michael datang dengan materi yang sangat komplit. Baru dua tiga hari belajar folder kami sudah penuh dengan handouts. 

Pre Departure Training Journal - Day 5 

Di hari kelima kami membahas persiapan kerja kelompok atau Academic Reading Circle. Didalam kegiatan kerja kelompok ini ada 5 peran :
1. Group Leader = bertugas untuk mencari article dan menyiapkan comprehension questions 
2. Contextualiser = melakukan background research mengenaik artikel yang dipilih
3. Highlighter = melist kosa kata akademis berikut definisi
4. Connector = mencari relevansi kejadian dalam teks dengan kehidupan nyata
5. Visualiser = membuat power point atau bahan presentasi lainnya
6. Devil's Advocate = mempertanyakan segala hal mulai dari isu yang diangkat didalam teks sampai paham yang dianut oleh anggota kelompok mengenai isu tersebut. 

Selema PDT kegiatan ini akan rutin dilakukan. Kegiatan ini esensinya adalah untuk membiasakan awardee dengan dunia akademis dimana akan banyak kegiatan riset dan salah satu skill yang dibutuhkan dalam melakukan riset adalah berpikir kritis dan juga skill kerja kelompok. 

Pre Departure Training Journal - Day 6  
Hari ke enam kami masih mebahas tentang mekanisme ARC (Academic Reading Circle). Untuk gambaran awal kami membahas satu teks yang telah dipilih dan dikerjakan oleh Mike. Awalnya kami membahas teks tersebut dan mulai berdiskusi kelompok. Setiap orang dituntut untuk mengutarakan pendapat. 

Besok akan ada sesi simulasi IELTS dari jam 8 sampai jam 11. 

Jadi tadi kami juga membahas sedikit tentang IELTS. Mike membagikan selembaran yang berisi rubrics IELTS writing task 2 dan selembar lainnya berisi aktivitas yang membuat kami mencari jawaban dari rubrics tersebut.  Lagi-lagi, metode unik untuk scanning. 

Handout lainnya. Mike membagikan handout tentang menulis essai sebagai lanjutan dari tugas menulis essai 500 kata. Di handout tersebut ada contoh essai. Mike memutuskan agar kami mencari main topik dari masing-masing paragraf. 

Handout lainnya lagi berjudul Paragraphing. Lanjutan dari tips menulis essai. Dan terakhir sebelum kami pulang ada handout lain berjudul features of academic writing. 

Sejauh ini saya senang diberikan guide. Sejak awal Simone memang sudah mewanti-wanti bahwa di PDT ini guru tidak akan banyak mengajar. Tugas guru bukan mengajar dengan metode dikte tapi memberikan guide. Jadi yang banyak kerja adalah siswa bukan guru. 

Asumsi saya handouts yang diberikan adalah bentuk manifestasinya. Jadi jika ingin mengerti ya baca handouts dan kalau ada yang tidak dipahami tanya guru.

Jangan expect guru akan menjelaskan dari titik sampai ke titik (note to myself!)

(Lagi-lagi, saya belum bisa membuat blog yang lebih deskriptif. Besok ada simulasi IELTS dan mata saya sudah mulai layu. Tulisan ini sangat tidak memberikan justice terhadap keseruan yang terjadi selama PDT :D Mungkin lain kali saya akan tulis lebih baik lagi. ) 

0 comments: